Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Pembagian fi'il dalam ilmu Nahwu di kitab Jurumiyyah

Gambar
  Pembagian Fi’il dalam Ilmu Nahwu Di Kitab Jurumiyyah Pada kesempatan kali ini dosenmuslim.com akan menebar ilmu tentang pembagian fi’il yang dilengkapi dengan referensi buku/kitabnya. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari ilmu tersebut di bawah ini. Pembagian Fi’il الا فعال ثلاثة ماض ومضارع وامر نحو ضرب يضرب واضر Fi’il itu ada tiga macam, yaitu fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar, [1]  contoh:  نَصَرَ يَنلْصُرُ نَصْرًا    atau   ضَرَبَ يَضْرِبُ ضَرْبًا Pengertian dan alamatnya fi’il madhi ما دلّ على حدث مضى وانقضى وعلامته ان تقبل تاء التّأنيث السّاكنة Lafadz yang menunjukkan makna kejadian (perbuatan) yang telah berlalu. Alamatnya ialah sering dimasuki ta’ ta’nits yang disukun. [2]  Contohnya seperti di bawah ini: فَعَلَ   menjadi  فَعَلَتْ نَصَرَ   menjadi  نَصَرَتْ عَلِمَ  menjadi  عَلِمَتْ اِسْتَخْرَجَ   menjadi  اِسْتَخْرَجَتْ Baca juga:  Tanda-tanda fi’il madhi, mudhari’, dan amar Pengertian dan alamat fi’il mudhari’ ما دلّ على حدث يقبل الحال والاستقبال وعلامته  أن يقب

Pengertiam Kalam dalam ilmu nahwu

Gambar
  Pengertian Kalam (الكَلَامُ) dalam Ilmu Nahwu Kalam (الكَلَامُ) dalam istilah ilmu nahwu adalah sesuatu yang di dalamnya berkumpul empat perkara. Yakni lafadz (ucapan), murokkab (tersusun), mufid (memberi faidah) dan bil wadl'i (dengan bahasa arab). Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Jurumiyah: الكلام هو اللفظ المركب المفيد بالوضع Artinya: "Kalam adalah lafadz yang tersusun yang memberi faidah dengan menggunakan bahasa arab." Untuk memahami pengertian ini, kita perlu mempelajari lebih dalam apa yang dimaksud dengan lafadz, murakkab, mufid dan bil wadl'i. Sehingga kita bisa mengetahui secara utuh apa itu kalam. 1. Lafadz Yang dimaksud dengan lafadz adalah suara/ucapan lisan yang mengandung huruf hijaiyah. Misalnya lafadz "kitaabun" (كتاب), "masjidun" (مسجد) dan "Zaidun" (زيد). Lafadz-lafadz tersebut merupakan ucapan lisan yang mengandung huruf hijaiyah. Beda dengan suara klakson, suara gemercik air, dan suara-suara yang tidak men

Kalimat fiil.madhi:pengertian beserta contohnya

Gambar
  Pengertian Fiil Madhi Pengertian kalimat fiil madhi secara bahasa adalah “kata kerja yang lampau”, maksudnya adalah sebuah kata kerja yang menunjukan masa lampau. Pengertian fiil madhi secara bahasa ini sejalan dengan pengertiannya menurut istilah ilmu nahwu dalam bentuk bahasa arab yaitu : مَا دَلَّ عَلى حَدَثٍ مَضَى وَانْقَضَى Artinya : Lafadz yang menunjukan kejadian di masa lampau. Jadi, setiap kejadian yang terjadi di masa lampau maka itulah yang dimaksud dengan fiil madhi. Misalnya : قَرَأْتُ الكِتَابَ “saya membaca buku” Kata “قرأ” pada kalimat di atas termasuk kalimat fiil madhi karena kegiatan membacanya dilakukan pada masa yang sudah lewat dan sekarang sudah tidak sedang membaca lagi, jika kegiatan membaca itu sedang terjadi maka namanya bukan fiil madhi akan tetapi fiil mudhari (untuk penjelasan fiil mudhari akan kita bahas pada tulisan selanjutnya). Lalu, Bagaimana caranya supaya kita mengetahui apakah itu fiil madhi atau fiil mudhari? ini adalah salah satu pertanyaan yan

Pembagian kalam dalam ilmu nahwu

Gambar
  Pembagian Kalam dalam Ilmu Nahwu: Isim, Fi'il dan Huruf Kalam atau kalimat terbagi menjadi 3, yaitu kalimat isim, kalimat fi'il dan kalimat huruf. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Ajurumiyah; وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ : اِسْمٌ، وَفِعْلٌ، وَحَرْفٌ Artinya, "Pembagian kalam ada tiga: Isim, Fi'il, dan Huruf". 1. Isim Pengertian isim adalah sebagai berikut: الاِسْمُ، وَهُوَ كَلِمَةٌ دَلَّت عَلَى مَعْنًى فِي نَفْسِهَا، وَلَمْ تُقْتَرَنْ بِزَمَنٍ وَضْعًا Artinya, "isim adalah kata yang menunjukkan terhadap makna yang ada pada dirinya tanpa dibarengi dengan penempatan waktu." Jadi isim itu selalu memiliki makna tersendiri. Hal ini berbeda dengan huruf yang tidak memiliki makna kecuali sudah bersanding dengan kalimat  lain.  Isim pun tidak bisa dibarengi dengan penempatan waktu yang jumlahnya ada 3. Yaitu waktu yang sudah berlalu ( zaman madli ), waktu yang sedang berlangsung ( zaman hal ), dan waktu yang akan datang ( zaman mustaqbal ). Beda dengan